Patung Yesus Brazil. Patung Kristus Penebus (bahasa Portugis Cristo Redentor) adalah patung Yesus Kristus dengan gaya arsitektur Art Deco terbesar dan terdapat di Rio de Janeiro Brasil Patung memiliki tinggi 38 meter dan terletak di puncak dari Gunung Corcovado yang tingginya 710 m di Taman Nasional Hutan Tijuca yang menghadap ke kota.

Christ The Redeemer Statue Wikipedia patung yesus brazil
Christ The Redeemer Statue Wikipedia from – Wikipedia

Sampai saat ini patung Yesus Kristus Penebus menjadi kebanggan bagi warga Brazil khusunya warga Kota Rio de Janeiro Pembangunan patung ini dipelopori oleh pendeta Vinsensian Pedro Mario Bross pada sekitar tahun 1850 yang ingin membuat monumen sebagai penghormatan kepada Putri Isabel dari Brazil Karena Brazil akan dibentuk menjadi negara republik akhirnya keinginan itu menjadi pupus Baru.

Brasil bangun patung raksasa Yesus di Encantado, lebih tinggi

Patung Yesus yang dilabeli dengan nama Kristus sang Pelindung itu dibangun di Kota Encantado yang berlokasi di Brasil selatan Patung itu memiliki tinggi 43 meter membuatnya menjadi patung Yesus.

Christ the Redeemer (statue) Wikipedia

Patung Kristus Penebus (bahasa Portugis Cristo Redentor) adalah patung Yesus Kristus dengan gaya arsitektur Art Deco terbesar dan terdapat di Rio de Janeiro Brasil Patung memiliki tinggi 38 meter dan terletak di puncak dari Gunung Corcovado yang tingginya 710 m di Taman Nasional Hutan Tijuca yang menghadap ke kota Lebar 28 meter ()Tinggi 30 meter () 38 meter (125 ft) dengan alasMaterial SoapstoneLokasi .

Christ The Redeemer Statue Wikipedia

Patung Terbesar Di Brazil : Christ the Redeemer

Patung Kristus Penebus Wikipedia bahasa Indonesia

Sejarah dan Fakta Patung Kristus di Brazil

Christ the Redeemer (Portuguese Cristo Redentor standard Brazilian Portuguese [ˈkɾistu ʁedẽˈtoʁ] local pronunciation [ˈkɾiɕtŭ̥ xe̞dẽˈtoɦ]) is an Art Deco statue of Jesus Christ in Rio de Janeiro Brazil created by French sculptor Paul Landowski and built by Brazilian engineer Heitor da Silva Costa in collaboration with French engineer Albert Caquot.